OPINI: Fashar Bakal Mulus di Pilkada 2018

OPINI: Fashar Bakal Mulus di Pilkada 2018 - Hallo sahabat KABAR KATANYA, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul OPINI: Fashar Bakal Mulus di Pilkada 2018, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel Bone, Artikel Daerah, Artikel Kabar, Artikel Kabar Katanya, Artikel Ragam, Artikel Terbaru, Artikel Update, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : OPINI: Fashar Bakal Mulus di Pilkada 2018
link : OPINI: Fashar Bakal Mulus di Pilkada 2018

Baca juga


OPINI: Fashar Bakal Mulus di Pilkada 2018

OPINI: Fashar Bakal Mulus di Pilkada 2018
Awaluddin.
Tidak terasa waktu semakin berlalu, terus berjalan rutinitas keseharian yang sebagaian diantara kita disibukkan dan beberapa juga yang melaluinya dengan biasa-biasa saja. Informasi demi informasi pun silih berganti dan berkembang menjadi buah bibir publik di Kabupaten Bone.

Akses informasi pubik pun direkomendasikan oleh beberapa sumber, ada yang melalui media cetak lokal, media cetak regional yang didalamnya membahas tentang lokal Kabupaten Bone, media elektronik maupun media online

Informasi-informasi yang dikembangkan masyarakat melalui NGO atau sahabat-sahabat kita yang mengabdi untuk masyarakat dengan LSM, diskusi warung kopi, dan juga ada istilah "gosip" yang bahasanya lebih kurang seperti ini, bahwa ini saya dengar langsung dari orangnya, berpindah obrolan bergulir lagi dengan bahasan yang sama dan seterusnya. Tapi itulah dinamika kekinian publikasi informasi di Kabupaten Bone.

Melihat perkembangan informasi utamanya di media cetak ataupun online penulis mengamati bahasan-bahasan Pilkada belum terlalu menguak, bilapun ada bahasan di warkop masih sekedar "bisik-bisik", mungkin saja karena analisa luaran berpendapat bahwa Fashar bakal mulus di Pilkada 2018 nanti.

Bila ada figur yang berani menantang Fashar, mungkin tidak se adem sekarang mengingat tersisa waktu yang tidak lama lagi untuk kebiasaan hitungan persiapan pilkada.Sebelum lebih banyak mengomentari kondisi Pilkada 2018 nanti di Kabupaten Bone, baiknya saya coba melampirkan beberapa literatur dan kajian tentang hal ini, yang kiranya bisa dijadikan rujukan bersama.

Secara defenisi pemilihan umum juga disebut "Political Market" (Dr.Indira Samego), dijelaskan bahwa pemelihan umum adalah pasar politik tempat individu/masyarakat berinteraksi untuk melakukan kontrak sosial (perjanjian masyarakat) antara peserta pemilihan umum (partai politik, calon kepala daerah yang diusung parpol ataupun perseorangan) dengan pemilih (rakyat) yang memiliki hak pilih setelah terlebih dahulu melakukan serangkaian aktivitas politik yang meliputi kampanye, propoganda, iklan politik melalui media massa, atau pun kominikasi langsung "face to face" atau lobby yang berisi pesan mengenai program, platform, asas, ideologi serta janji-janji politik lainnya guna meyakinkan pemilih sehingga dapat dipilih pada saat pencoblosan.

Selain defenisi itu penulis juga merekomendasikan untuk melihat rujukan baru pada Peraturan KPU RI No. 5 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas Peraturan KPU No 9 Tahun 2015 tentang pencalonan Pemilihan Kepala daerah, silahkan di akses di link berikut :

Juga ada hasil kajian penelitian mahasiswa Pascasarjana yang dilakukan oleh Lamtangon Malulu dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi keterpilihan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tapanuli Utara, dijelaskan dalam kajian pustakanya bahwa beberapa faktor yang memungkinkan mempengaruhi keterpilihan calon dalam proses Pilkada.

Faktor-faktor itu diantaranya prilaku memilih dengan pendekatan sosilologis dan psikologis. Partisipasi politik. Syarat-sayarat calon kepala daerah dan wakil kepala daerah ada yang diusung partai politik juga melalui jalur perseorangan. Modal calon dalam Pilkada diantaranya modal politik, modal sosial dan modal ekonomi. Juga ada "treatment" kampanye yakni model kampanye dengan model pertemuan terbatas, tatap muka dan dialog, ataupun dengan media massa.

Dalam tatanan budaya politik Gabrill A. Almond dan Powell mendefinisikannya bahwa budaya politik sebagai dimensi psikologi dari sistem politik yang bersumber dari prilaku manusia. Selanjutnya digambarkan lagi oleh Almon dan Verba (Rahman A, 2007) tentang budaya politik yang meliputi aspek kognitif, afektif dan evaluatif. Orientasi kognitif arahnya lebih ke pengetahuan dan kepercayaan pada politik, peranan dan segala kewajibannya serta input dan outputnya.

Orientasi afektif lebih kepada kecendrungan emosi dan perasaan terhadap sistem politik, peranannya, para aktor dan penampilannya. Orientasi evaluatif yakni pertimbangan terhadap sistem politik yang menyangkut keputusan dan pendapat tentang obyek-obyek politik yang secara tipikal melibatkan kombinasi standar nilai dan sistem dengan infromasi dan perasaan.

Merujuk dari kajian-kajian di atas secara sederhana kita bisa mencoba memetakan potensi Fashar pada Pilkada 2018 yang akan datang. Dari kajian evaluatif secara luas kita bisa mencoba melihat histori Pilkada sebelumnya berkenaan dengan calon-calon yang pernah ikut bersaing dengan Fashar kala itu. Mustaman-Sultan Pawi dengan PDK, Hanura dan PIS.

Irsan Idris Galigo- Yuslin Patawari melalui jalur perseorangan. Taufan Tiro-Promal Pawi dengan PAN. Fashar-Ambo Dalle usungan Golkar,PKS,PPP dan PKB. Mappamadeng-Said Pabokori melalui jalur PDIP dan 15 partai non parlemen lainnya. Dan yang terakhir Mangunsidi-Sumardi yang juga menggunakan jalur perseorangan.

Jalur pesrseorangan dan jalur partai politik merupakan piliahan untuk menjadi prasayarat maju pada pilkada sesuai rujukan ilmiah dan rujukan aturan baru KPU sebelumnya. Atas dasar dimaksud kita bisa menerawang partai mana yang masih potensi mengusung calon pada 2018 merujuk hasil perolehan kursi partai politik DPRD Bone pada pemilu 2014. Berikut urutannya, Golkar 15 Kursi, PAN dan Gerindra 5 Kursi, Demokrat dan Nasdem 4 Kursi, PKS 3 Kursi, PDIP PPP HANURA dan PBB masing-masing 2 kursi dan PKB 1 kursi.

Mengaitkan nama-nama pesaing terdahulu dan potensi partai pengusung hasil pemuli 2014 terlihat potnesi Fashar untuk mulus di Pilkada 2018, bukan tanpa alasan mengingat pesaing berat terdahulu Irsan dan Taufan Tiro memungkinkan untuk tidak bergabung dalam kompetisi 5 tahunan ini kecuali bila ada regulasi baru yang memungkinkannya dan juga inisiasi dari calon dimaksud.

Selain dua nama ini kita melihat nama-nama seperti Mustaman, Mappamadeng, Mangunsidi berikut calon wakilnya terdahulu juga belum tenar dalam perbincangan dari tatanan informasi yang di konsumsi publik Bone akhir-akhir ini. Padahal dijelaskan sebelumnya dari hasil kajian ilmiah bahwa kebutuhan akan Modal politik, sosial dan ekonomi mestinya terpenuhi atau minimal telah kelihatan potensinya saat ini untuk bisa mulus pada Pilkada 2018 nantinya.

Mendalami dari hasil perolehan kursi DPRD Bone 2014, partai-partai yang besar peluang untuk mengajukan figur dan atau kadernya diantaranya Golkar, Gerindra, PAN, Demokrat, Nasdem dan atau koalisi dari partai lainnya termasuk partai besar yang disebutkan sebelumnya.

Dari kader-kader ini ada nama figur yang juga sekaligus kader punya potensi untuk bersaing diantaranya Akbar Yahya (Ketua DPRD/Golkar) dan Irwandi (DPRD Sul-Sel/ PAN), juga tidak menutup kemungkinan figur-figur baru yang secara Modal, baik modal politik,sosial dan ekonomi yang mampu meyakinkan partai pengususung dan masyarakat secara umum untuk bisa bersaing dengan nama besar Fashar.

Mulusnya Fashar untuk Pilkada 2018 ini masih dibayangi partai pengusung, bila Fashar-Ambo Dalle memungkinkan dipaktekan kembali oleh Golkar maka besar peluang untuk itu. Tetapi bila Fashar tidak diusung Golkar merujuk pada konflik Golkar sebelumnya, maka ada pemetaan baru untuk Pilkada 2018. Keseruan akan perbincangan infromasi publik di Kabupaten Bone akan diramaikan dengan kalkulasi politik baru.

Bahkan pernah dipublikasikan tentang PAN siap mengusung Fashar yang secara sederhana kita melihat ada komunikas Fashar di PAN, Irwandi kah yang akan mendampingi? Terlau dini kita memfonis, DKI Jakarta saja masih berkutak dengan pencalonannya.

Selain itu bila Golkar pecah maka bermunculan kader Golkar lainnya, Ambo Dalle dan Akbar Yahya diantaranya. Karena politik itu sangat dinamis maka bisa saja kendaraan partai ini tidak memaksakan kadernya untuk menjadi Bupati tergantung bargaining dan elaktebilitas untuk menghitung peluang politik di Pilkada nantinya.

Jika Fashar tidak di Golkar secara otomatis Ambo Dalle akan bersaing berhadapan, dan merujuk dari faktor potensi terpilihnya, maka peluang Ambo Dalle untuk maju berhadapan atau mewakilkan dirinya bisa terjadi. Rabaan akan Calon wakil Fashar pun akan dicari tahu terus. Pemilu sebagai "Political Market" akan semakin terlihat, nilai jual partai akan kelihatan, figur pun akan menjadi variabel yang memungkinkan adanya bargaining ataupun tawar menawar.

Benarkah Fashar bakal mulus di Pilkada 2018 ? ataukah dinamisasi poltik terjadi di Kabupaten Bone. Masih banyak waktu untuk acuan diskusi yang bisa sama kita kembangkan. Secara amatan sederhana akan politik, melalui tulisan ini saya menghantarkan akan harapan-harapan saudara kita untuk tingkat kesejahteraan mereka, anak muda yang selalu berharap akan putusan-putusan politis bisa berpihak ke mereka dan khalayak, semoga sisa waktu pemerintahan dan menyongsong Pilkada 2018 nantinya tidak merugikan khalayak dengan dinamisasi politisnya.

PEWARTA : M AWALUDDIN,. A
Kandidat Doktor Ilmu Administrasi Publik UNM Makassar  
 
EDITOR : RISWAN 
COPYRIGHT © BONEPOS 2016


Demikianlah Artikel OPINI: Fashar Bakal Mulus di Pilkada 2018

Sekianlah artikel OPINI: Fashar Bakal Mulus di Pilkada 2018 kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel OPINI: Fashar Bakal Mulus di Pilkada 2018 dengan alamat link https://kabarkatanya.blogspot.com/2016/09/opini-fashar-bakal-mulus-di-pilkada-2018.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "OPINI: Fashar Bakal Mulus di Pilkada 2018"

Posting Komentar