Rumkital Ambon-Dinkes Latih Tenaga Pengawak Hiperbarik

Rumkital Ambon-Dinkes Latih Tenaga Pengawak Hiperbarik - Hallo sahabat KABAR KATANYA, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Rumkital Ambon-Dinkes Latih Tenaga Pengawak Hiperbarik, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel Daerah, Artikel Kabar, Artikel Kabar Katanya, Artikel Maluku, Artikel Ragam, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Rumkital Ambon-Dinkes Latih Tenaga Pengawak Hiperbarik
link : Rumkital Ambon-Dinkes Latih Tenaga Pengawak Hiperbarik

Baca juga


Rumkital Ambon-Dinkes Latih Tenaga Pengawak Hiperbarik

Ambon, Malukupost.com - Rumah Sakit TNI Angkatan Laut (Rumkital) FX. Suhardjo, Pangkalan Utama TNI-AL (Lantamal) IX Ambon bekerja sama dengan Dinas kesehatan provinsi Maluku menggelar pelatihan khusus kepada 20 orang tenaga yang akan menangani pengoperasian peralatan chamber oksigen hiperbarik (hyperbaric oxygen therapy/HBOT). "Pelatihan bagi tenaga yang akan menangani pengoperasian peralatan terapi oksigen hiperbarik ini baru pertama kalinya dilakukan di Maluku, padahal daerah ini pernah menjadi pusat kegiatan kesehatan penyelaman dan hiperbarik sejak tahun 1984," kata Kepala Rumkital FX Suhardjo, Letkol Laut (K) Hisnindarsyah, pada pembukaan pelatihan tersebut di Ambon, Rabu (7/9). Dia mengatakan, Maluku sejak tahun 1984 menjadi pusat kegiatan kesehatan penyelaman dan kegiatan penyelaman pertama kalinya di tanah air dilakukan di Maluku, karena saat itu Maluku merupakan salah satu provinsi yang memiliki peralatan chamber hiperbarik yang bermanfaat untuk menangani masalah gangguan kesehatan para penyelam. "Namun sayang kegiatan tersebut vakum lebih dari 20 tahun terakhir, dan saat ini akan dihidupkan kembali, karena Maluku memiliki potensi maritim yang sangat luar biasa karena kondisi geografis daerah ini yang 92,3 persen luas wilayahnya adalah laut," katanya. Berkaitan dengan luas wilayah dan besarnya potensi maritim tersebut, ujarnya, masalah kesehatan juga menjadi salah satu hal yang perlu diperhitungkan, apalagi sebagian besar warga Maluku menggantungkan kehidupan dan perekonomiannya dari laut serta sering melakukan aktivitas penyelaman. "Karena itu kegiatan ini dirasa sangat penting artinya untuk memberikan pemahaman kepada para pengawak maupun masyarakat secara luas tentang kesehatan penyelaman maupun tentang fungsi dan manfaat peralatan terapi oksigen hiperbarik maupun standar penanganan kegawat daruratan kepada pasien yang mengalami kecelakaan di laut," ujarnya. Hisnindarsyah mewakili Komandan Lantamal IX Ambon juga menyampaikan terima kasih mendalam kepada Gubernur Maluku Said Assagaff dan Pemerintah Provinsi Maluku yang telah memberikan dan menghibahkan peralatan terapi oksigen hiperbarik canggih senilai Rp6 miliar untuk dikelola pihak RS FX Suhardjo. Dia juga berharap seluruh peserta yang berasal dari beberapa rumah sakit umum daerah (RSUD) di Ambon maupun Dinas kesehatan Maluku dapat sungguh-sungguh dan berdisiplin mengikuti pelatihan tersebut yang tergolong jarang dilakukan. "Peralatan tersedia, tetapi jika tidak memiliki sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan handal serta mampu mengelolanya, maupun sebaliknya, maka akan mubasir. Karena itu seluruh peserta diharapkan para peserta berdisiplin tinggi untuk mengikutinya, sehingga dikemudian hari mampu mengelola dan menangani peralatan kesehatan canggih tersebut," katanya. Kadis Kesehatan Maluku, Meikyal Pontoh menegaskan pelatihan tersebut merupakan realisasi sinergitas antara Pemprov Maluku dan TNI AL, khususnya Lantamal IX Ambon untuk membangun potensi maritim melalui konsep kesehatan kelautan dan kesehatan kepulauan dengan mendirikan pusat kedaruratan penyelaman dan terapi oksigen hiperbarik Maluku (MDR HOTC), "Pelatihan ini sangat penting bagi para pengawak untuk memperhatikan faktor-faktor keamanan dan kedisiplinan dari saat penggunaan peralatan canggih ini, sehingga berdampak menimbulkan korban jiwa seperti kasus kebakaran ruang udara bertekanan tinggi (RUBT) RSAL Mintohardjo, Jakarta Pusat, mengakibatkan empat orang pasien meninggal dunia," katanya. Dia meminta para petugas yang bertanggung jawab terhadap pengoperasian peralatan canggih tersebut untuk tidak setengah hati dan tegas menerapkan standar operasi prosedur (SOP) terhadap para pasien yang akan menjalani terapi oksigen hiperbarik tersebut. "Jangan karena pasiennya adalah pejabat, sehingga petugas merasa malu dan tidak nyaman menerapkan prosedur tetap (protap) dan SOP. Operasional peralatan canggih ini sama seperti pesawat terbang, di mana pramugari menyampaikan prosedur penerbangan dan penyelamatan diri. Penumpang yang melawan pasti diturunkan dari pesawat," katanya. Meikyal juga berharap Lantamal IX dan RS FX Suhardjo, dapat mengoperasikan peralatan terapi oksigen hiperbarik dengan baik dan benar, melakukan kalibrasi sesuai jangka waktu ditentukan serta melakukan pemeliharaan berjangka. (MP-5)
Ambon, Malukupost.com - Rumah Sakit TNI Angkatan Laut (Rumkital) FX. Suhardjo, Pangkalan Utama TNI-AL (Lantamal) IX Ambon bekerja sama dengan Dinas kesehatan provinsi Maluku menggelar pelatihan khusus kepada 20 orang tenaga yang akan menangani pengoperasian peralatan chamber oksigen hiperbarik (hyperbaric oxygen therapy/HBOT).

"Pelatihan bagi tenaga yang akan menangani pengoperasian peralatan terapi oksigen hiperbarik ini baru pertama kalinya dilakukan di Maluku, padahal daerah ini pernah menjadi pusat kegiatan kesehatan penyelaman dan hiperbarik sejak tahun 1984," kata Kepala Rumkital FX Suhardjo, Letkol Laut (K) Hisnindarsyah, pada pembukaan pelatihan tersebut di Ambon, Rabu (7/9).

Dia mengatakan, Maluku sejak tahun 1984 menjadi pusat kegiatan kesehatan penyelaman dan kegiatan penyelaman pertama kalinya di tanah air dilakukan di Maluku, karena saat itu Maluku merupakan salah satu provinsi yang memiliki peralatan chamber hiperbarik yang bermanfaat untuk menangani masalah gangguan kesehatan para penyelam.

"Namun sayang kegiatan tersebut vakum lebih dari 20 tahun terakhir, dan saat ini akan dihidupkan kembali, karena Maluku memiliki potensi maritim yang sangat luar biasa karena kondisi geografis daerah ini yang 92,3 persen luas wilayahnya adalah laut," katanya.

Berkaitan dengan luas wilayah dan besarnya potensi maritim tersebut, ujarnya, masalah kesehatan juga menjadi salah satu hal yang perlu diperhitungkan, apalagi sebagian besar warga Maluku menggantungkan kehidupan dan perekonomiannya dari laut serta sering melakukan aktivitas penyelaman.

"Karena itu kegiatan ini dirasa sangat penting artinya untuk memberikan pemahaman kepada para pengawak maupun masyarakat secara luas tentang kesehatan penyelaman maupun tentang fungsi dan manfaat peralatan terapi oksigen hiperbarik maupun standar penanganan kegawat daruratan kepada pasien yang mengalami kecelakaan di laut," ujarnya.

Hisnindarsyah mewakili Komandan Lantamal IX Ambon juga menyampaikan terima kasih mendalam kepada Gubernur Maluku Said Assagaff dan Pemerintah Provinsi Maluku yang telah memberikan dan menghibahkan peralatan terapi oksigen hiperbarik canggih senilai Rp6 miliar untuk dikelola pihak RS FX Suhardjo.

Dia juga berharap seluruh peserta yang berasal dari beberapa rumah sakit umum daerah (RSUD) di Ambon maupun Dinas kesehatan Maluku dapat sungguh-sungguh dan berdisiplin mengikuti pelatihan tersebut yang tergolong jarang dilakukan.

"Peralatan tersedia, tetapi jika tidak memiliki sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan handal serta mampu mengelolanya, maupun sebaliknya, maka akan mubasir. Karena itu seluruh peserta diharapkan para peserta berdisiplin tinggi untuk mengikutinya, sehingga dikemudian hari mampu mengelola dan menangani peralatan kesehatan canggih tersebut," katanya.

Kadis Kesehatan Maluku, Meikyal Pontoh menegaskan pelatihan tersebut merupakan realisasi sinergitas antara Pemprov Maluku dan TNI AL, khususnya Lantamal IX Ambon untuk membangun potensi maritim melalui konsep kesehatan kelautan dan kesehatan kepulauan dengan mendirikan pusat kedaruratan penyelaman dan terapi oksigen hiperbarik Maluku (MDR HOTC), "Pelatihan ini sangat penting bagi para pengawak untuk memperhatikan faktor-faktor keamanan dan kedisiplinan dari saat penggunaan peralatan canggih ini, sehingga berdampak menimbulkan korban jiwa seperti kasus kebakaran ruang udara bertekanan tinggi (RUBT) RSAL Mintohardjo, Jakarta Pusat, mengakibatkan empat orang pasien meninggal dunia," katanya.

Dia meminta para petugas yang bertanggung jawab terhadap pengoperasian peralatan canggih tersebut untuk tidak setengah hati dan tegas menerapkan standar operasi prosedur (SOP) terhadap para pasien yang akan menjalani terapi oksigen hiperbarik tersebut.

"Jangan karena pasiennya adalah pejabat, sehingga petugas merasa malu dan tidak nyaman menerapkan prosedur tetap (protap) dan SOP. Operasional peralatan canggih ini sama seperti pesawat terbang, di mana pramugari menyampaikan prosedur penerbangan dan penyelamatan diri. Penumpang yang melawan pasti diturunkan dari pesawat," katanya.

Meikyal juga berharap Lantamal IX dan RS FX Suhardjo, dapat mengoperasikan peralatan terapi oksigen hiperbarik dengan baik dan benar, melakukan kalibrasi sesuai jangka waktu ditentukan serta melakukan pemeliharaan berjangka. (MP-5)


Demikianlah Artikel Rumkital Ambon-Dinkes Latih Tenaga Pengawak Hiperbarik

Sekianlah artikel Rumkital Ambon-Dinkes Latih Tenaga Pengawak Hiperbarik kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Rumkital Ambon-Dinkes Latih Tenaga Pengawak Hiperbarik dengan alamat link https://kabarkatanya.blogspot.com/2016/09/rumkital-ambon-dinkes-latih-tenaga.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Rumkital Ambon-Dinkes Latih Tenaga Pengawak Hiperbarik"

Posting Komentar