Judul : PMI Gelar Pelayanan Kesehatan Di Buru Selatan
link : PMI Gelar Pelayanan Kesehatan Di Buru Selatan
PMI Gelar Pelayanan Kesehatan Di Buru Selatan
Namrole, Malukupost.com - Palang Merah Indonesia (PMI) yang didukung Komite Internasional Palang Merah (International Committee of the Red Cross - ICRC) menggelar pelayanan kesehatan mata gratis di Kabupaten Buru Selatan, Senin (31/10).Pelayanan kesehatan berupa operasi katarak dan pembagian kacamata baca tersebut digelar di RSUD Namrole, sedikitnya 748 orang dari enam kecamatan di Buru Selatan telah mendaftar untuk mendapatkan layanan gratis itu.
"Berdasarkan riset kesehatan dasar Kementerian Kesehatan, khusus untuk wilayah timur, kebutuhan akan kesehatan mata sangat penting, PMI dan ICRC telah bekerja sama untuk program itu di wilayah timur sejak tahun 2003," kata Mahfud, Staf Divisi Kesehatan (Subdivisi Kesehatan Darurat) PMI.
Ia mengatakan pelayanan kesehatan mata yang dijadwalkan akan berlangsung hingga 3 November 2016 itu, dimulai dari masyarakat yang berasal dari kecamatan Kepala Madan, Fenafafan dan Ambalau yang aksesnya jauh dari RSUD di Kota Namrole.
"Kami memang memprioritaskan wilayah yang jauh terlebih dahulu karena mereka butuh menginap pascaoperasi, setelah itu barulah yang aksesnya dekat dengan rumah sakit," katanya.
Guna mendukung pelaksanaan proses pelayanan kesehatan mata di Buru Selatan, ICRC menyediakan dua orang dokter mata, Elna Anakotta dari RSU Bhakti Rahayu Ambon, dan Miranda Yohanes dari RSU Rote, NTT, dibantu enam orang perawat dari Kota Ambon dan tenaga medis pendamping perawat dari RSUD Namrole.
Selain itu, ICRC juga menyediakan sedikitnya 200 kacamata baca untuk dibagikan secara gratis kepada masyarakat yang membutuhkannya.
"ICRC memandang penting dan mengapresiasi inisiatif PMI dan pemerintah setempat untuk melakukan operasi katarak dan pembagian kacamata baca gratis ini, karena itu kami mau mendukungnya. Awalnya kami ingin membawa lima orang dokter mata, tapi di sini hanya tersedia satu kamar operasi," katanya.
Dia mengatakan, ketersediaan dokter mata di Maluku sangat terbatas, hanya ada lima orang dokter yang tercatat beroperasi di wilayah itu, sedangkan sejak tahun 2006 tingkat prevalensi katarak di Maluku mencapai 2,2 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang hanya sebesar 1,8 persen.
"Kami lebih memprioritaskan daerah terpencil dengan fasilitas pelayanan kesehatan dan dokter matanya yang terbatas. Kami memilih Kabupaten Buru Selatan karena tidak ada dokter mata di sini dan selama kurun waktu tiga tahun terakhir tidak ada operasi massal," katanya.
Khusus untuk Kabupaten Buru Selatan, semula ICRC berencana menggelar pelayanan kesehatan mata pada Juni 2016, tapi karena mempertimbangkan kondisi cuaca dan gelombang tinggi yang bisa menghambat mobilisasi pasien dari kecamatan yang menggunakan jalur transportasi laut, maka pelaksanaanya pada 31 Oktober - 3 November 2016.
ICRC juga telah melatih tenaga-tenaga perawat di 12 puskesmas di enam kecamatan agar bisa melakukan proses "screening" pasien katarak.
"Di tempat lain hanya tiga hingga empat bulan sudah cukup untuk proses mulai dari koordinasi, training perawat di puskesmas untuk melakukan hingga proses operasi nanti, sedangkan di Buru Selatan lama karena kondisi alam dan aksesnya," katanya.
Ny Te Saleky (79), seorang pasien katarak dari Kecamatan Leksula mengaku senang dengan diadakannya pelayanan kesehatan mata gratis di Kabupaten Buru Selatan. Dengan menumpang motor ojek selama dua jam ia menyusuri "Saya pernah periksa mata di Ambon, tahun 2009, tapi sampai sekarang saya masih belum bisa melihat dengan jelas, saya senang ada pemeriksaan dan operasi gratis, belum pernah ada yang begini di sini," katanya.
Pasien lainnya, Lusia Souwakil (65) dari Kecamatan Ambalau mengaku telah mengalami masalah kesehatan mata selama 28 tahun lamanya. Ia pernah berusaha memeriksakan mata di Kota Ambon pada awal tahun 2000, tapi karena tidak memiliki biayanya pengobatan sebesar Rp15 juta, ia tidak jadi menjalani operasi katarak.
Dengan diantar oleh anak dan menantunya, Lusia yang sehari-hari bekerja sebagai penggiling kopi tradisional berangkat ke Namrole menggunakan kapal motor selama dua jam lamanya untuk mengikuti operasi katarak gratis, namun setelah diperiksa, dokter menyatakan ia sudah tidak bisa dioperasi karena telah mengalami kebutaan total.
"Saya sudah ikhlas tidak bisa melihat lagi, mau bagaimana lagi, sudah tidak bisa dioperasi, walau begitu saya berterima kasih ada pelayanan gratis begini, orang-orang bisa periksa mata dan operasi tanpa bayar," katanya. (MP-5)
Demikianlah Artikel PMI Gelar Pelayanan Kesehatan Di Buru Selatan
Sekianlah artikel PMI Gelar Pelayanan Kesehatan Di Buru Selatan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel PMI Gelar Pelayanan Kesehatan Di Buru Selatan dengan alamat link https://kabarkatanya.blogspot.com/2016/11/pmi-gelar-pelayanan-kesehatan-di-buru.html
0 Response to "PMI Gelar Pelayanan Kesehatan Di Buru Selatan"
Posting Komentar