Judul : PMKRI Cabang Ambon Gelar Dialog Publik Seruan Damai
link : PMKRI Cabang Ambon Gelar Dialog Publik Seruan Damai
PMKRI Cabang Ambon Gelar Dialog Publik Seruan Damai
Berdasarkan pantauan, Dialog Publik yang digelar PMKRI Ambon menghadirkan Narasumber Pastor Costan Fatlolon, PR dari Perwakilan Keuskupan Ambonina yang juga staf pengajar Sekolah Tinggi Pendidikan Katolik (STPAK) Ambon, selain itu hadir Rudy Fofid salah satu Budayawan di Maluku/ penerima Maarif Award, kegiatan ini dihadiri pula oleh OKP Cipayung plus serta tokoh-tokoh muda yang ada di Kota Ambon
Terkait kegiatan tersebut, Komisariat Daerah (Komda) PMKRI Maluku, Tarsius Sarkol mengatakan PMKRI sebagai salah satu organisasi, turut andil melihat kondisi kekinian dengan menggelar dialog publik sebagai bentuk pencerahan kepada generasi muda yang merupakan salah satu pilar membangun perdamaian di Maluku dan Indonesia
Beberapa topik dibahas dalam dialog publik tersebut yakni Kondisi Kekinian Indonesia, ada upaya disintegrasi bangsa, menggunakan simbol-simbol agama sebagai kepentingan memecah bangsa, terkait dengan itu, menurut Pastor Costan Fatlolon bahwa kondisi Indonesia saat ini merupakan konstelasi politik Indonesia dan bagian dari konsep masalah sosial Indonesia.
“Saat ini, gejolak yang terjadi adalah bagian dari dinamika kebangsaan untuk mendapatkan keindonesiaan yang sebenarnya dan demokrasi yang sebenarnya,” ujar Fatlolon.
Sementara Komda PMKRI Maluku, Tarsius Sarkol mengatakan Kondisi yang terjadi merupakan dinamika bangsa yang perlu mendapatkan perhatian serius semua pihak.
“Kini di Maluku, muncul sebuah gerakan namanya provokasi damai, gerakan ini sebagai bentuk melawan provokasi yang memecah belah masyarakat,” ungkap Sarkol.
Menurutnya, gerakan provokasi damai dimulai dari diri sendiri, dengan cara bertegur sapa, mendatangi kolega/kenalan/keluarga yang berbeda keyakinan, makan bersama dan bersenda gurau.
“Provokasi damai juga bertugas memberikan kesejukan informasi di tengah masyarakat, ketika ada informasi pembunuhan di Tulehu, ada utusan yang langsung kesana mengecek kebenaran sehingga dipastikan informasi tersebut adalah isu provokatif,” bebernya.
Sementara itu, Budayawan Maluku Rudi Fofid mengatakan, saat ini Indonesia dalam kondisi provokasi.
“Provokasi boleh berjalan tapi kalau kita kuat melawan provokasi, maka kita tidak terpecah belah,” tandasnya sembari mencontohkan provokasi pasca konflik masih berjalan, seperti kecelakaan di Tulehu dengan korban warga Kristen dan hal ini dijadikan isu untuk provokasi.
Selanjutnya topik tentang kondisi Maluku pasca konflik 1999, dan upaya para tokoh agama (toga), tokoh adat/ budaya, pemuda membangun rekonstruksi perdamaian, menurut Fatlolon bahwa perdamaian harus dilihat dalam konteks keadaan tanpa peperangan/ tanpa konflik agama, suku, antar bangsa.
“Konflik Maluku bukanlah konflik agama. Tetapi konflik yang terjadi ditunggangi kepentingan tertentu dengan berlebelkan agama,” ungkapnya.
Sedangkan menurut Fofid, peran Toga dilihat dari 3 kondisi yakni sebelum konflik, saat konflik dan pasca konflik. Ketika konflik toga dapat menahan diri, sesudah konflik mampu memberikan pencerahan dan menempatkan diri sebagai instrumen perdamaian.
Komda PMKRI Maluku, Tarsius Sarkol mengatakan peran toga sebagian mempunyai keinginan namun sebagian lagi belum, tetapi pada prinsipnya perdamaian dapat tercipta karena ada komunikasi yang terbangun antar toga sendiri.
“Perdamaian di Maluku merupakan perdamaian yang datang dari kesadaran masyarakat,” pungkasnya. (MP-6)
Demikianlah Artikel PMKRI Cabang Ambon Gelar Dialog Publik Seruan Damai
Sekianlah artikel PMKRI Cabang Ambon Gelar Dialog Publik Seruan Damai kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel PMKRI Cabang Ambon Gelar Dialog Publik Seruan Damai dengan alamat link https://kabarkatanya.blogspot.com/2016/11/pmkri-cabang-ambon-gelar-dialog-publik.html
0 Response to "PMKRI Cabang Ambon Gelar Dialog Publik Seruan Damai"
Posting Komentar