Kehidupan Nelayan Galesong Terlilit Lingkaran Kemiskinan

Kehidupan Nelayan Galesong Terlilit Lingkaran Kemiskinan - Hallo sahabat KABAR KATANYA, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Kehidupan Nelayan Galesong Terlilit Lingkaran Kemiskinan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel Bone, Artikel Daerah, Artikel Kabar, Artikel Kabar Katanya, Artikel Ragam, Artikel Terbaru, Artikel Update, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Kehidupan Nelayan Galesong Terlilit Lingkaran Kemiskinan
link : Kehidupan Nelayan Galesong Terlilit Lingkaran Kemiskinan

Baca juga


Kehidupan Nelayan Galesong Terlilit Lingkaran Kemiskinan





BONEPOS, TAKALAR - Masyarakat pinggiran pantai Ujunga Desa Bentang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan sebagian besar merupakan nelayan yang hanya mengandalkan penghasilan dari melaut. Setiap hari para nelayan melaut tanpa ada batasan waktu kecuali saat-saat tertentu seperti cuaca yang tidak mendukung.

Nelayan atau biasa masyarakat menyebutnya sebagai "pabiring" menggunakan perahu jenis lepa-lepa (perahu berbahan kayu) yang harganya dapat ditaksir kurang lebih Rp. 10 juta. Setiap hari pabiring memiliki beberapa kegiatan melaut seperti rinta', parawe, a'lanra sikuyu (menjaring kepiting), akkurita (gurita), dan sebagainya.

Rinta adalah kegiatan memancing ikan berukuran kecil yang sebagian hasilnya nanti dijadikan sebagai umpan parawe. Parawe sendiri adalah kegiatan memancing ikan yang hampir sama dengan rinta', tetapi bedanya parawe memancing ikan yang berukuran lebih besar.

"Kadang-kadang hasil parawe sedikit, kadang-kadang juga banyak, kalau sudah dijual biasanya hanya dapat Rp. 100 ribu sampai Rp. 500 ribu saja, belum lagi bensin yang digunakan lepa-lepa cukup banyak yang harus dibayar" ujar salah seorang nelayan Dg Tutu, Jumat 31 Maret 2017.

Perekonomian dan kehidupan  para pabiring itu, berkutat dan dililit dengan lingkaran kemiskinan. Pendapatan  yang tidak menentu memaksa mereka mencari pekerjaan tambahan seperti menawarkan jasa antar jemput bagi wisatawan yang ingin menyeberang ke Pulau Sanrobengi. Pekerjaan ini pun hanya sesekali saja. Tarif yang di kenakan hanya 20 ribu perorang.

Dampak dari melemahnya perekonomian para nelayan sangat mempengarhi kelanjutan pendidikan anak mereka. Rata-rata pendidikansebagian anak mereka hanya sampai SMA saja, bahkan ada juga yang tak menyekolahkan anak mereka karena alasan membantu ayahnya melaut.

Mengenai bantuan untuk para nelayan, mereka hanya bisa menelan janji saja. "Sudah pernah ada yang datang mendata, katanya untuk dapat bantuan, tapi sampai sekarang tidak ada" ujar Dg Kebo.

Masyarakat Pabiring berharap adanya bantuan dari pemerintah agar perekonomian mereka lebih baik lagi dan tidak hanya bergantung dari hasil melaut saja.

Laporan: Mujtahida 
Mahasiswa KPI FDK UIN Alauddin Makassar 


EDITOR : JUMARDI
COPYRIGHT © BONEPOS 2017


Demikianlah Artikel Kehidupan Nelayan Galesong Terlilit Lingkaran Kemiskinan

Sekianlah artikel Kehidupan Nelayan Galesong Terlilit Lingkaran Kemiskinan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Kehidupan Nelayan Galesong Terlilit Lingkaran Kemiskinan dengan alamat link https://kabarkatanya.blogspot.com/2017/03/kehidupan-nelayan-galesong-terlilit.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Kehidupan Nelayan Galesong Terlilit Lingkaran Kemiskinan"

Posting Komentar