Judul : OPINI: Memotret Dinasti Politik
link : OPINI: Memotret Dinasti Politik
OPINI: Memotret Dinasti Politik
Rachmat Hidajat - Mahasiswa Magister Studi Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta |
Pada praktiknya, kekuasaan yang dimiliki dengan modal ekonomi, politik, dan mobilisasi massa sangat mudah untuk diraih dengan simpati rakyat. Hal tersebut mengindikasikan kekuasaan yang hanya bergulir pada golongan tertentu yang akhirnya tertahannya mobilisasi sosial. Sehingga menjadikan yang kuat dan bermodal bertambah kuat sedangkan orang yang lemah dan tidak bermodal menjadi bertambah lemah.
Kasus dinasti politik sebenarnya telah lama dibangun sejak masa orde baru, namun akhir ini baru bermunculan mulai dari kasus korupsi yang dilakukan oleh Ratu Atut Chosiyah hingga tertangkapnya bupati klaten oleh KPK terkait promosi jabatan atau jual-beli jabatan dalam bentuk lelang beberapa bulan lalu.
Fakta ini memberikan kita contoh bagian kecil tentang proses dinasti politik yang terjadi di negeri ini, mulai dari tingkat nasional, provinsi, hingga kota/kabupaten yang tersebar dalam institusi pemerintahan baik lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Kesempatan ini pun dijadikan sebagai “lahan basah” bagi penguasa saat ini.
Istilah dinasti politik dalam Islam telah ada sejak masa dinasti bani umayyah dan abbasiyah. Boleh dikata pada dinasti bani umayyah benih-benih dinasti kekeluargaan tersubur yang disebut sekarang sebagai era monarki atau kekuasaan turun temurun.
Kemudian dilanjutkan oleh dinasti abbasiyah. Runtuhnya ke dua dinasti tersebut disebabkan oleh faktor politik, ekonomi dan sebagainya. Salah satunya adalah perilaku atau sikap hidup mewah dilingkungan istana sehingga menciptakan budaya korup dan terjadinya persaingan antar golongan yang ingin merebut kekuasaan di tangan kepemimpinan tersebut.
Berbagai fenomena dinasti politik yang menjamur pada momen politik saat ini. Mewajibkan kita harus sadar sejak dini. Distribusi kekuasaan mutlak adanya agar dapat memberikan keadilan bagi masyarakat. Memberi keluasan kepada figur atau sosok pemimpin yang disenangi oleh masyarakat banyak dengan tidak memandang apakah ia memiliki modal partai politik atau tidak sama sekali. Sehingga tidak hanya kelompok yang kuat dan punya akses besarlah yang dapat menguasai kekuasaan.
Politik dinasti maupun bentuk dinasti politik bukanlah suatu yang salah. Kesalahan tersebut hanyalah jika kepemimpinan sebuah Negara atau daerah jatuh ke tangan pemimpin yang tidak memiliki kualitas dan tanggung jawab dalam memimpin. Bukankah tuhan menyuruh hambanya untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya agar dapat menetapkan hukum di antara manusia dengan seadil-adilnya ?
Penulis : Rachmat Hidajat - Mahasiswa Magister Studi Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Editor : Rizal Saleem
Demikianlah Artikel OPINI: Memotret Dinasti Politik
Sekianlah artikel OPINI: Memotret Dinasti Politik kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel OPINI: Memotret Dinasti Politik dengan alamat link https://kabarkatanya.blogspot.com/2017/08/opini-memotret-dinasti-politik.html
0 Response to "OPINI: Memotret Dinasti Politik"
Posting Komentar