OPINI: Ajari Mahasiswa Dengan Gerakan, Mengajari Penguasa Dengan Perlawanan

OPINI: Ajari Mahasiswa Dengan Gerakan, Mengajari Penguasa Dengan Perlawanan - Hallo sahabat KABAR KATANYA, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul OPINI: Ajari Mahasiswa Dengan Gerakan, Mengajari Penguasa Dengan Perlawanan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel Bone, Artikel Daerah, Artikel Kabar, Artikel Kabar Katanya, Artikel Ragam, Artikel Terbaru, Artikel Update, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : OPINI: Ajari Mahasiswa Dengan Gerakan, Mengajari Penguasa Dengan Perlawanan
link : OPINI: Ajari Mahasiswa Dengan Gerakan, Mengajari Penguasa Dengan Perlawanan

Baca juga


OPINI: Ajari Mahasiswa Dengan Gerakan, Mengajari Penguasa Dengan Perlawanan

OPINI: Ajari Mahasiswa Dengan Gerakan, Mengajari Penguasa Dengan Perlawanan
Tragedi 28 Oktober 2016 dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda yang ke 88 memberi warna baru bagi pemuda kabupaten bone. Mengenang para leluhur pejuang kemerdekaan yang pertama kali diledakkan pada tanggal 28 Oktober 1928.

Pejuang 1928 tersebut mewarisi semangat perjuangan yang menggetarkan jiwa anti penindasan dan anti kecurangan di bumi nusantara ini. Perjuangan tiada henti diteruskan hingga mencpai kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Dalam sejarahnya, pemuda selalu memberikan sumbangsih terhadap negara ini. Hal tersebut merupakan gerakan penyelamatan negara terhadap kekuasaan korporasi-korporasi sebgian pihak yang dianggap membahayakan terhadap negara.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kekuasaan terhadap beberapa kelompok, terkadang awalnya menjanjikan kesejahteraan berupa perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik. Namun terkadang rencana-rencana tersebut kurang sesuai dengan tindakan penguasa yang seakan ingin menguasai semua aspek.

Bahayanya, terkadang beberapa penguasa keasyikan dengan fokus pendapatan yang menguntungkan golongannya sehingga lupa akan tantangan dari luar dalam hal ini campur tangan asing. Di sinilah pemuda berperan dalam mengawal berbagai kebijakan yang ada karena sangat berpengaruh terhadap masa depan bangsa, negara, dan generasi.

Keikutsertaan pemuda terhadap penyelenggaraan aktivitas mengurusi negara, sangatlah penting dan setidaknya dapat meredam keserakahan kaum serakah. Namun demikian juga banyak sekali tantangan yang harus dilalui oleh pemuda pejuang negeri ini. Seperti halnya dengan menghadapi tantngan batasan emosional yang merupakan antisipasi dininabobokkan dengan kedekatan.

Sebab ketika hal ini dibiarkan maka mahasiswa akan teredam dengan gerkannya. Kami sadar kami adalah generasi miskin ketika jauh dari golongan elit. Kami bukanlah organisasi plat merah dan telah berkomitmen dengan idealisme kepemudaan dan kemahasiswaan kami bersama gabungan organisasi ekstra kampus (PMII, HMI, dan IMM).

 Kami yakinkan jauh hari sebelumnya bahwa kami tak akan terpengeruh lagi dengan provokasi yang memecahkan barisan persaudaraan kami. Kami sadar bahwa kami dekat dan bersaudara sesama pemuda.

Pemuda bone setelah membersihkan kaca mata idealisme masing-masing, telah membuktikan keakuran pada tanggal 28 Oktober 2016 sampai waktu yang tak terhingga di masa yang akan datang. Barisan kami tak mau mundur, pantang menyerah, pantang berputus asa dalam menghadapi ketimpangan-ketimpangan yang telah diperbuat oleh sebagian pihak pemerintah dan aparat yang ada di kabupaten bone tercinta ini.

Meskipun kami sering dikambing hitamkan di tengah masyarakat dengan isu memacetkan jalanan dan melakukan pemberontakan, tapi kami tetap akan berbuat yang terbaik karena kami sadar kami pun adalah bagian dari masyarakat.

Meskipun pada hari jumat 28 Oktober 2016 kami telah mendengar bahwa mahasiswa aksi dengan menyebabkan terganggunya para masyarakat pengendara jalan di depan kantor POLRES bone, namun kami ingin menyampaikan bahwa kami sama sekali tidak ada maksud membuat jalanan jadi macet, hanya saja saat itu, kami hendak masuk namun ada beberapa aparat yang melarang dan menghalangi.

Inilah yang menyebabkan aksi saling dorong sehingga terjadi bentrok. Kami ingin menegaskan bahwa kami datang dengan komitmen damai dan tertib. Seperti pada titik aksi lainnya, kami tidak memiliki gesekan sedikitpun karena kamimemang datang dengan maksud yang baik dan itu diterima dan direspon baik pula oleh pihak yang ada di titik aksi kedua (DPRD) dan titik aksi ketiga (KANTOR BUPATI). Jadi sangat tidak adil katika kami disudutkan sebagai mahasiswa yang tidak memiliki tata krama.

Kami titipkan kepada aparat untuk saling menghargai satu sama lain. Kami titipkan komitmen saling menjaga undang-undang nomor 9 tahun 1998. Kami titipkan kedamaian karena kami adalah generasi pemuda yang cinta akan damai.

Hanya saja ketika ada yang hendak menghardik barisan kami, maka tidak ada salahnya kami mengajukan tindakan perlawanan sebagai bentuk pembatasan terhadap oknum yang ingin melakukan tindakan tak wajar dan memalukan.

Kami mahsiswa tak digaji oleh negara tapi kami cinta terhadap negara. Kami pemuda yang tak terhitung dalam barisan penting struktural pemerintahan dan ketatanegaraan, tapi kami sadar dan cinta terhadap negara.

Kami pemuda dan kami anti intimidasi. Kami pemuda dan kami anti diskriminasi. Kami pemuda dan anti anarkisme. Kami pemuda dan kami anti terhadap kekerasan. Kami pemuda dan kami anti tindakan kesewenang-wenangan. Pemerintah kami anggap orang tua namun tidak juga membiarkan melakukan tindakan sewenang-wengang. Aparat pun kami anggap sebagai mitra namun tidak mungkin juga maki diam tanpa perlwanan ketika diperlakukan seperti musuh.

Perwakilan rakyat adalah bagian dari masyarakat dan kami sadar bahwa pemuda pun adalah masyarakat. Namun dengan demikian, sesama masyarakat wakil rakyat lebih terhormat dari pada kami karena kami sangat menghormati. Hanya saja ketika wakil rakyat kami tidak bisa lagi diandalkan untuk menjadi perwakilan, maka setidaknya kami punya cara tersendiri untuk menentukan tindakan untuk mengantisipasi.

Bagi kami, kita sama sebagai bagian dari satu negara, pintar tak selamanya menggurui, cepat tak selamanya mendahului, tajam tak selamanya akan melukai, begitupun kami bawahan tak selamanya akan turut dan tunduk tanpa asas dan isyarat.

Untuk menjaga hubungan antara polisi dan mahasiswa, kami harapkan tanggung jawab dari pihak KAPOLRES bone terkait karena telah membiarkan anggotanya melakukan tindakan yang kurang baik. Padahal pada hari jumat sebelum kami meninggalkan kantor POLRES bone, kita sudah saling memaafkan. Itupun diinisiasi oleh pihak polisi sendiri. Tapi kenapa ada lagi polisi yang melakukan tindakan yang kurang baik dengan mengajak mahasiswa dalam media sosial. Ini perlu diperjelas eksistensi keanggotaannya.

Bukankah untuk menjadi seorang polisi harus menempuh tes psikologi? Tapi mengapa ada jiwa yang tidak sesuai dengan jiwa seorang aparat. Setau kami, aparat itu bijak dan tidak mudah emosi apa lagi mau menganggap mitranya sebagai musuh. Sekali lagi ini perlu diklarifikasi dan diperjelas keanggotaannya.

Kondisi seperti ini sebenarnya harus diredam tapi ketika mahasiswa dipancing, maka mereka bisa saja mereka marah. Mengingt bahwa masa depan negeri kita tidak boleh dibiarkan ada larutan anarkisme, maka kami memohon ijin untuk menegaskan kepada pihak aparat bahwa berhati-hatilah ketika merekrut anggota baru jangan sampai menjadi bumerang sendiri bagi kelembagaan kepolisian.

Kami menyampaikan ini karena kami peduli terhadap aparat dan lembaganya. Kami mitra polisi dan sama sekali tidak ada niat untuk menganggapnya sebagai musuh. Marilah mewarnai negeri ini dengan silaturahim dan kebijaksanaan serta saling menghargai sesama warga negara. Salam damai pemuda bone

PENULIS :
ARSYAD
KETUA UMUM PMII KABUPATEN BONE 


EDITOR : RISWAN 
COPYRIGHT © BONEPOS 2016


Demikianlah Artikel OPINI: Ajari Mahasiswa Dengan Gerakan, Mengajari Penguasa Dengan Perlawanan

Sekianlah artikel OPINI: Ajari Mahasiswa Dengan Gerakan, Mengajari Penguasa Dengan Perlawanan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel OPINI: Ajari Mahasiswa Dengan Gerakan, Mengajari Penguasa Dengan Perlawanan dengan alamat link https://kabarkatanya.blogspot.com/2016/10/opini-ajari-mahasiswa-dengan-gerakan.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "OPINI: Ajari Mahasiswa Dengan Gerakan, Mengajari Penguasa Dengan Perlawanan"

Posting Komentar