Judul : OPINI: Generasi Muda Pengokoh Kemerdekaan
link : OPINI: Generasi Muda Pengokoh Kemerdekaan
OPINI: Generasi Muda Pengokoh Kemerdekaan
Setiap tanggal 17 Agustus, masyarakat memperingati kemerdekaan Indonesia. Hari kemerdekaan digelar dengan berbagai acara seremonial kebangsaan, mulai tingkat RT hingga tingkat nasional. Pendapat dan komentar telah terpajang di berbagai media massa tentang makna kemerdekaan. Para netizen menyatakan bahwa secara fisik Indonesia memang telah merdeka, namun ditinjau dari nilai hakikat kemerdekaan, maka tujuan kemerdekaan itu sendiri masih jauh dari harapan.
Salim A Fillah dalam bukunya Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim (2007), bahwa “Tak ada kemerdekaan sejati selama yang jauh di mata dekat di hati. Perpisahan kita dengan jahiliah dan musuh fitrah adalah sebuah kemerdekaan dari segala jenis keterbelengguan dalam perasaan, pemikiran, ucapan, dan tindakan. Kita merdeka untuk menegakkan fitrah kita, mentauhidkan Allah dan memakmurkan bumi-Nya”.
Indonesia sudah merdeka, sudah 71 tahun penjajah pergi dari negeri ini berkat usaha perlawanan para syuhada (pejuang Islam). Apa yang bisa kita lakukan selanjutnya? Apa yang sudah kita lakukan untuk menghargai para pejuang bangsa ini? Setelah berkorban banyak hal, mereka bahagia karena perjuangan melawan penjajah telah usai. Para pendiri bangsa ini telah mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan. Tongkat estafet kemerdekaan pun berpindah ke generasi muda, pemuda lah yang harus melanjutkan perjuangan. Bentuk perjuangan sekarang berbeda, bukan lagi mengusir penjajah, tapi mengokohkan kemerdekaan.
Dalam pembukaan UUD 1945 yang sebenarnya merupakan naskah Piagam Jakarta telah disebutkan dengan jelas, bahwa kemerdekaan Indonesia terjadi “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa”. Jika kita menyadari bahwa kemerdekaan adalah rahmat Allah, maka seharusnya kita mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang diridhai Allah. Mensyukuri kemerdekaan dengan menjadikan ajaran Islam sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bukannya hawa nafsu dan warisan penjajah.
Pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok, baiknya masa depan suatu bangsa dapat kita lihat bagaimana generasi muda mereka hari ini? Oleh karena itu, sebagai generasi muda bangsa ini harusnya mengisi masa muda dengan segala aktivitas baik keilmuan maupun keimanan.
Sebagaimana yang telah dipesankan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabda Beliau: Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim).
Betapa pentingnya masa muda untuk dipergunakan dalam segala hal yang positif. Karena di masa muda keadaan tubuh seorang manusia dalam masa yang sangat sempurna dalam segala hal, baik dari segi fisik maupun kekuatan intelegensia, begitu juga dalam hal menghadapi tantangan dan rintangan.
Kenyataannya, generasi muda saat ini lebih banyak diisi oleh kegiatan hura-hura dan membuang-buang waktu, padahal waktu adalah sesuatu yang amat mahal dalam hidup seseorang. Maka selayaknya para generasi muda untuk benar-benar menyadari betapa penting usia muda mereka. Bahwa usia muda adalah saatnya untuk menggali dan mengembangkan segala potensi dirinya dalam mencari ilmu dan pengetahuan yang sesungguhnya, baik hal duniawi maupun ukhrawi.
Ilmu yang sangat penting untuk dimiliki pemuda adalah ilmu keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena keimanan dan ketakwaan adalah kompas penunjuk arah dalam segala situasi dan kondisi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Bila situasi dan kondisi masyarakat dalam keadaan melarat dan miskin hal tersebut akan dihadapi dengan penuh kesabaran dan tawakal kepada Allah tanpa melanggar norma-norma agama. Apabila situasi masyarakat dalam keadaan berkecukupan hal tersebut akan memotivasi mereka untuk bersyukur dan mempergunakan nikmat tersebut sesuai dengan tuntunan agama, mereka akan menghindari sikap mubazir, berfoya-foya serta hura-hura sebaliknya menumbuhkan sikap mandiri.
Kemandirian adalah sikap untuk bertindak secara bebas dan memenuhi kebutuhannya sendiri. Prinsip kemandirian tidak hanya muncul dalam berbagai literasi sosial di masyarakat tetapi kemandirian sangat dianjurkan dalam Islam seperti yang tercantum pada firman Allah SWT dalam Al Qur’an dan hadits-hadits yang menganjurkan seseorang muslim untuk makan dari hasil usaha sendiri dan menjaga diri dari meminta-minta kepada orang lain. Para Nabi dan Rasul juga makan dari hasil usahanya sendiri dan mereka tidak meminta upah kepada manusia.
Banyak generasi muda kita setelah menyelesaikan pendidikan menjadi pengangguran dan menjadi beban masyarakat. Mereka sering terkendala dalam memperoleh lapangan pekerjaan. Hal itu disebabkan karena minimnya keterampilan yang mereka miliki, sehingga banyak pekerjaan di negeri ini dikerjakan oleh tenaga asing.
Maka kepada generasi muda kami pesankan bekalilah diri Anda dengan berbagai keterampilan dan pengalaman. Sesungguhnya pekerjaan rendahan bila dikerjakan dengan profesional akan menghasilkan karya berkualitas tinggi. Jangan gengsi melakukan pekerjaan-pekerjaan rendahan sekalipun, seperti berternak, bertani, atau menjadi buruh.
Ancaman lain terhadap generasi muda adalah ancaman bahaya syubhat (pemikiran). Seperti pemahaman yang ekstrim dalam beragama, atau pemahaman sekuler, liberal, dan aliran-aliran sesat lainnya. Bahkan tidak jarang generasi muda menjadi sasaran utama rekrutmen para kelompok terorisme dan liberalisme.
Cara yang sering ditempuh oleh kelompok aliran sesat dalam menebarkan pemikiran mereka kepada generasi muda adalah dengan menjatuhkan kehormatan penguasa dan ulama terlebih dahulu dimata generasi muda. Sehingga dengan demikian mereka para pelaku aliran sesat dengan mudah untuk mempengaruhi generasi muda.
Oleh karena itu, kepada generasi muda penerus estafet perjuangan kemerdekaan Indonesia jadilah generasi yang kokoh dan mandiri dengan setinggi-tinggi ilmu, semurni keyakinan, seluas cita-cita dan sebaik-baik strategi. Kokohkanlah kemerdekaan Indonesia, bangunlah kembali kejayaan Indonesia!. Kemerdekaan Indonesia ada di pundak-pundak kalian para generasi muda.
PENULIS :
IRWANSYAH S., S.Pd.
Forum Studi Islam - Raudhatul Ilmi
FSI-RI UNM
EDITOR : RISWAN
COPYRIGHT © BONEPOS 2016
Salim A Fillah dalam bukunya Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim (2007), bahwa “Tak ada kemerdekaan sejati selama yang jauh di mata dekat di hati. Perpisahan kita dengan jahiliah dan musuh fitrah adalah sebuah kemerdekaan dari segala jenis keterbelengguan dalam perasaan, pemikiran, ucapan, dan tindakan. Kita merdeka untuk menegakkan fitrah kita, mentauhidkan Allah dan memakmurkan bumi-Nya”.
Indonesia sudah merdeka, sudah 71 tahun penjajah pergi dari negeri ini berkat usaha perlawanan para syuhada (pejuang Islam). Apa yang bisa kita lakukan selanjutnya? Apa yang sudah kita lakukan untuk menghargai para pejuang bangsa ini? Setelah berkorban banyak hal, mereka bahagia karena perjuangan melawan penjajah telah usai. Para pendiri bangsa ini telah mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan. Tongkat estafet kemerdekaan pun berpindah ke generasi muda, pemuda lah yang harus melanjutkan perjuangan. Bentuk perjuangan sekarang berbeda, bukan lagi mengusir penjajah, tapi mengokohkan kemerdekaan.
Dalam pembukaan UUD 1945 yang sebenarnya merupakan naskah Piagam Jakarta telah disebutkan dengan jelas, bahwa kemerdekaan Indonesia terjadi “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa”. Jika kita menyadari bahwa kemerdekaan adalah rahmat Allah, maka seharusnya kita mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang diridhai Allah. Mensyukuri kemerdekaan dengan menjadikan ajaran Islam sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bukannya hawa nafsu dan warisan penjajah.
Pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok, baiknya masa depan suatu bangsa dapat kita lihat bagaimana generasi muda mereka hari ini? Oleh karena itu, sebagai generasi muda bangsa ini harusnya mengisi masa muda dengan segala aktivitas baik keilmuan maupun keimanan.
Sebagaimana yang telah dipesankan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabda Beliau: Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim).
Betapa pentingnya masa muda untuk dipergunakan dalam segala hal yang positif. Karena di masa muda keadaan tubuh seorang manusia dalam masa yang sangat sempurna dalam segala hal, baik dari segi fisik maupun kekuatan intelegensia, begitu juga dalam hal menghadapi tantangan dan rintangan.
Kenyataannya, generasi muda saat ini lebih banyak diisi oleh kegiatan hura-hura dan membuang-buang waktu, padahal waktu adalah sesuatu yang amat mahal dalam hidup seseorang. Maka selayaknya para generasi muda untuk benar-benar menyadari betapa penting usia muda mereka. Bahwa usia muda adalah saatnya untuk menggali dan mengembangkan segala potensi dirinya dalam mencari ilmu dan pengetahuan yang sesungguhnya, baik hal duniawi maupun ukhrawi.
Ilmu yang sangat penting untuk dimiliki pemuda adalah ilmu keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena keimanan dan ketakwaan adalah kompas penunjuk arah dalam segala situasi dan kondisi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Bila situasi dan kondisi masyarakat dalam keadaan melarat dan miskin hal tersebut akan dihadapi dengan penuh kesabaran dan tawakal kepada Allah tanpa melanggar norma-norma agama. Apabila situasi masyarakat dalam keadaan berkecukupan hal tersebut akan memotivasi mereka untuk bersyukur dan mempergunakan nikmat tersebut sesuai dengan tuntunan agama, mereka akan menghindari sikap mubazir, berfoya-foya serta hura-hura sebaliknya menumbuhkan sikap mandiri.
Kemandirian adalah sikap untuk bertindak secara bebas dan memenuhi kebutuhannya sendiri. Prinsip kemandirian tidak hanya muncul dalam berbagai literasi sosial di masyarakat tetapi kemandirian sangat dianjurkan dalam Islam seperti yang tercantum pada firman Allah SWT dalam Al Qur’an dan hadits-hadits yang menganjurkan seseorang muslim untuk makan dari hasil usaha sendiri dan menjaga diri dari meminta-minta kepada orang lain. Para Nabi dan Rasul juga makan dari hasil usahanya sendiri dan mereka tidak meminta upah kepada manusia.
Banyak generasi muda kita setelah menyelesaikan pendidikan menjadi pengangguran dan menjadi beban masyarakat. Mereka sering terkendala dalam memperoleh lapangan pekerjaan. Hal itu disebabkan karena minimnya keterampilan yang mereka miliki, sehingga banyak pekerjaan di negeri ini dikerjakan oleh tenaga asing.
Maka kepada generasi muda kami pesankan bekalilah diri Anda dengan berbagai keterampilan dan pengalaman. Sesungguhnya pekerjaan rendahan bila dikerjakan dengan profesional akan menghasilkan karya berkualitas tinggi. Jangan gengsi melakukan pekerjaan-pekerjaan rendahan sekalipun, seperti berternak, bertani, atau menjadi buruh.
Ancaman lain terhadap generasi muda adalah ancaman bahaya syubhat (pemikiran). Seperti pemahaman yang ekstrim dalam beragama, atau pemahaman sekuler, liberal, dan aliran-aliran sesat lainnya. Bahkan tidak jarang generasi muda menjadi sasaran utama rekrutmen para kelompok terorisme dan liberalisme.
Cara yang sering ditempuh oleh kelompok aliran sesat dalam menebarkan pemikiran mereka kepada generasi muda adalah dengan menjatuhkan kehormatan penguasa dan ulama terlebih dahulu dimata generasi muda. Sehingga dengan demikian mereka para pelaku aliran sesat dengan mudah untuk mempengaruhi generasi muda.
Oleh karena itu, kepada generasi muda penerus estafet perjuangan kemerdekaan Indonesia jadilah generasi yang kokoh dan mandiri dengan setinggi-tinggi ilmu, semurni keyakinan, seluas cita-cita dan sebaik-baik strategi. Kokohkanlah kemerdekaan Indonesia, bangunlah kembali kejayaan Indonesia!. Kemerdekaan Indonesia ada di pundak-pundak kalian para generasi muda.
PENULIS :
IRWANSYAH S., S.Pd.
Forum Studi Islam - Raudhatul Ilmi
FSI-RI UNM
EDITOR : RISWAN
COPYRIGHT © BONEPOS 2016
Demikianlah Artikel OPINI: Generasi Muda Pengokoh Kemerdekaan
Sekianlah artikel OPINI: Generasi Muda Pengokoh Kemerdekaan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel OPINI: Generasi Muda Pengokoh Kemerdekaan dengan alamat link https://kabarkatanya.blogspot.com/2016/10/opini-generasi-muda-pengokoh-kemerdekaan.html
0 Response to "OPINI: Generasi Muda Pengokoh Kemerdekaan"
Posting Komentar