OPINI: Belajar Kemarin, Bersikap Kemudian?

OPINI: Belajar Kemarin, Bersikap Kemudian? - Hallo sahabat KABAR KATANYA, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul OPINI: Belajar Kemarin, Bersikap Kemudian?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel Bone, Artikel Daerah, Artikel Kabar, Artikel Kabar Katanya, Artikel Ragam, Artikel Terbaru, Artikel Update, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : OPINI: Belajar Kemarin, Bersikap Kemudian?
link : OPINI: Belajar Kemarin, Bersikap Kemudian?

Baca juga


OPINI: Belajar Kemarin, Bersikap Kemudian?

Indira Rosselien Yoku Nebore  (Mahasiswa Agribisnis IPB)

BONEPOS.COM - Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Program studi agribinis membentuk program field rip. Tujuan program tersebut mendidik peserta agar belajar bukan hanya didalam ruangan tetapi juga di lingkungan sekitar dan dari negeri seberang. Dalam kunjungannya, Magister Sains Agribisnis (MSA7) memperoleh informasi mengenai system pertanian Thailand.

Dari KBRI Thailand, kami bertemu dengan Bapak Dodo Sudradjat sebagai narasumber informasi system pertanian Thailand. Kunjungan tersebut didamping beberapa dosen dari Institute Pertanian Bogor ; Prof. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS, Dr. Ir. Suharno, M.Adev, dan Dr. Ir Andriyono Kilat Adhi, MS.

Dalam paparan beliau mengenai system pertanian Thailand terdapat beberapa hal yang diperoleh dalam menentukan sikap kita untuk memimpin ke depan. Hal tersebut antara lain adalah: (1) Kebijakan-Kebijakan pemerintahan saling sinergi antara dapertemen dan kerajaan Thailand (2) Prioritas Pemerintah Thailand adalah kesejahteraan petani (3) Mengembangkan kearifan local dengan system pariwisata. Kebijakan-kebijakan pemerintah Thailand khususnya sector pertanian mengenai padi.

Padi yang diolah menjadi beras merupakan makanan pokok negara Thailand dan juga merupakan Pangan untuk negara Indonesia. Kebijakan-kebijakan yang perlu diadopsi adalah kesinergian antara dapartemen pertanian, pertahanan dan perdagangan serta kerajaan Thailand. Kontribusi raja melalui instrumen pemberian lahan kepada penduduk yang bertani.

Instrumen raja untuk para petani yaitu pemberian lahan seluas 0,8 ha. Lahan seluas 0,8 hektar tersebut harus digunakan untuk menanam padi, sayur dan berternak.

Jika dikemudian hari petani tersebut atau seorang anak petani tidak lagi bertani dan memiliki professi lain maka lahan yang diberikan akan ditarik kembali dari petani tersebut dan diberikan kepada mereka yang bertani. Keunikan Thailand adalah apapun perintah raja (Kerajaan Thailand) akan diikuti rakyat dengan sukarela.

Perintah raja melebihi perintah atau kebijakan pemerintah, hal tersebut yang membuat keterkaitan yang saling bersinergi antara kepentingan pribadi dan politik yang membuat kebijakan dan instrumen yang diberikan raja kepada rakyat khususnya petani dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab, dan hormat terhadap kerajaan dan pemerintah.

Pemerintah Thailand mulai memberikan dukungan dan informasi agar petani menanam padi secara organik dalam 3-4 tahun kedepan semua lahan padi di Thailand berubah menjadi organic farm (Padi organik) pemerintah menilai bahwa makanan organik akan memiliki nilai jual yang tinggi dibandingkan padi yang menggunakan pupuk sehingga dapat mensejahterakan petani padi dengan harga padi organik yang tinggi. Selain harga padi organik yang tinggi, dapat meningkatkan penghasilan petani, dengan cara demikian pemerintah dapat mengolah surplus (kelebihan) beras.

Beras yang berlebihan di gudang menyimpanan beras Thailand dan yang telah tersimpan selama kurun waktu 4-5 tahun akan diubah menjadi etanol yang berfungsi untuk sektor jasa dan industri.

Bukti kesinergian antara Departemen Pertanian Thailand dan Departemen Pertahanan Thailand adalah keseriusan menanggani masalah musim kemarau dengan memberikan solusi hujan buatan kepada petani padi. Saat musim kemarau tiba (sekitar bulan mei), Departemen Pertahanan Thailand memberikan kontribusi 36 pesawat jet untuk membuat hujan buatan bagi petani. Hal tersebut dilakukan agar padi yang ditanami tidak gagal panen dan akan dipanen sesuai dengan waktu panen dan produksi yang ingin dicapai.

Selain padi, buah-buahan yang dihasilkan secara berlebihan oleh petani dan tidak diserap pasar lokal diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah, seperti beras diolah menjadi sabun beras, buah-buahan diolah menjadi manisan. Produksi yang telah diolah dipasarkan ke pasar pariwisata tujuannya agar memperkenalkan kearifan local negara Thailand kepada negara lain melalui pariwisata.

Kearifan local yang lain adalah produk dari masing-masing daerah di negara Thailand berupa produk kerajinan tangan seperti tas anyaman, tas maupun produk lain yang dihasilkan oleh para petani di promosikan lewat pariwisata dengan tujuan produk tersebut akan dibutuhkan dari negara lain sehingga produk tersebut dapat di ekspor ke negara tujuan yang membutuhkannya.

Penulis: Indira Rosselien Yoku Nebore 
(Mahasiswa Agribisnis IPB)

Editor : Rizal Saleem


Demikianlah Artikel OPINI: Belajar Kemarin, Bersikap Kemudian?

Sekianlah artikel OPINI: Belajar Kemarin, Bersikap Kemudian? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel OPINI: Belajar Kemarin, Bersikap Kemudian? dengan alamat link https://kabarkatanya.blogspot.com/2017/07/opini-belajar-kemarin-bersikap-kemudian.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "OPINI: Belajar Kemarin, Bersikap Kemudian?"

Posting Komentar