Judul : Tren Konversi Lahan Pertanian di Indonesia
link : Tren Konversi Lahan Pertanian di Indonesia
Tren Konversi Lahan Pertanian di Indonesia
Ahmad Wahidin |
Tidak hanya luas lahan pertanian sawah saja yang yang mengalami penurunan lahan pertanian yang berupa ladang, tegal, dan lainnya juga mempunyai laju pertumbuhan yang bernilai negatif. Penurunan jumlah lahan pertanian ini disebabkan karena terjadinya konversi lahan.
Konversi lahan dapat diartikan sebagai berubahnya fungsi sebagian atau seluruh kawasan dari fungsinya semula seperti direncanakan menjadi fungsi lain yang berdampak negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri.
Dengan jumlah penduduk yang meningkat akan merangsang peningkatan nilai dari konsumsi per kapita dari produk-produk pertanian, namun dengan adanya konversi lahan pertanian, timbul pertanyaan, bagaimanakah upaya agar hasil produksi pertanian Indonesia cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia.
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya konversi lahan, diantaranya adalah :
1. Faktor pertambahan penduduk yang begitu cepat berimplikasi kepada permintaan terhadap lahan pemukiman yang semakin meningkat dari tahun ke tahun
2. Faktor ekonomi yang identik dengan masalah kemiskinan. Masyarakat pedesaan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya melalui hasil penjualan kegiatan pertanian yang umumnya rendah, lebih memilih untuk menjual tanah yang dimilikinya.
3. Adanya penanaman modal swasta dengan membeli lahan-lahan pertanian yang mengubah lahan tersebut untuk digunakan pada sektor industri lain ataupun di bidang jasa.
4. Intervensi pemerintah melalui Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
Konversi lahan tidaklah sepenuhnya berdampak negatif karena dengan adanya konversi lahan pertanian, maka aktivitas perekonomian Indonesia dapat menjadi semakin aktif karena adanya penambahan pemain dalam sektor industri lainnya karena adanya konversi lahan pertanian tersebut sehingga dapat meningkatkan pendapatan negara.
Namun yang menjadi permasalahan dalam konversi lahan adalah pada jangka panjangnya sanggupkah Indonesia dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya terhadap produk-produk pertanian, tak hanya itu sanggupkah Indonesia mengembangkan industri-industri lainnya seperti industri pengolahan makanan, dengan mengorbankan tingkat pertaniannya, karena meskipun industri pengolahan makanan tersebut dapat berkembang, apakah Indonesia dapat mensupply bahan baku yang dibutuhkan industri tersebut dengan sendirinya ataukah Indonesia harus melakukan impor produk yang sebenarnya bisa dibudidayakan dan dihasilkan sendiri.
Akan banyak dampak-dampak yang terjadi selanjutnya bila konversi lahan dilakukan pada tingkat yang ekstrim dan sektor pertanian tidak diperhatikan lagi. Dampak dari konversi lahan terhadap pertanian ini pun sudah dapat dirasakan, dimana tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia terjadi pada sektor makanan baik yang dalam bentuk mentah (raw) ataupun yang sudah diolah.
Seperti pada inflasi yang terjadi bulan Mei tahun 2017 dan Juni 2017, dimana tingkat inflasi Mei 2017 pada bahan makanan adalah sebesar 0,17% dan tingkat inflasi pada bahan makanan jadi yaitu sebesar 0,06%. Pada bulan Juni tahun 2017, tingkat inflasi pada bahan makanan adalah sebesar 0,14% dan tingkat inflasi pada makanan jadi yaitu sebesar 0,07%.
Dampak konversi lahan pertanian terhadap masalah pangan lebih merugikan daripada dampak masalah pangan yang disebabkan oleh faktor lain seperti terjadinya kekeringan, turunnya harga pangan dan lainnya.
Sebagai ilustrasinya adalah masalah pangan yang diakibatkan oleh semisalnya karena serangan hama sehingga hasil produksinya pun turun, pada periode selanjutnya atau periode tersebut, masalah serangan hama tersebut dapat diselesaikan sehingga produksi pertanian pada periode selanjutnya dapat menjadi normal kembali.
Sedangkan apabila terjadi penurunan luas lahan pertanian di suatu daerah karena adanya konversi lahan maka tingkat produksi pertanian pada daerah tersebut akan otomatis turun dalam jangka waktu yang lama, terkecuali pada daerah tersebut diterapkan sebuah teknologi mutakhir ataupun hal lainnya yang dapat meningkatkan tingkat produktivitas pertanian daerah tersebut.
Hal ini dikarenakan lahan yang dikonversi tidak akan menghasilkan produk pertanian dan apabila ingin mengembalikan lahan yang telah dikonversi tersebut menjadi lahan pertanian, waktu yang dibutuhkan untuk tindakan tersebut memerlukan periode yang panjang.Oleh sebab itu, penurunan luas lahan pertanian yang disebabkan oleh konversi lahan harus disertai di pengontrolan dan insentif seperti teknologi untuk lahan pertanian tersebut supaya produktivitas pertaniannya meningkat, sehingga dampak yang diberikan oleh konversi lahan dapat diminimalisir.
Penulis: Ahmad Wahidin
Editor : Rizal Saleem
Demikianlah Artikel Tren Konversi Lahan Pertanian di Indonesia
Sekianlah artikel Tren Konversi Lahan Pertanian di Indonesia kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Tren Konversi Lahan Pertanian di Indonesia dengan alamat link https://kabarkatanya.blogspot.com/2017/07/tren-konversi-lahan-pertanian-di.html
0 Response to "Tren Konversi Lahan Pertanian di Indonesia"
Posting Komentar