Inflasi Maluku Bulan Agustus 0,37 Persen

Inflasi Maluku Bulan Agustus 0,37 Persen - Hallo sahabat KABAR KATANYA, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Inflasi Maluku Bulan Agustus 0,37 Persen, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel Daerah, Artikel Kabar, Artikel Kabar Katanya, Artikel Maluku, Artikel Ragam, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Inflasi Maluku Bulan Agustus 0,37 Persen
link : Inflasi Maluku Bulan Agustus 0,37 Persen

Baca juga


Inflasi Maluku Bulan Agustus 0,37 Persen

Ambon, Malukupost.com - Inflasi Maluku pada Agustus 2016 tercatat sebesar 0,37 persen (mtm) atau 3,30 persen (yoy), mereda dibanding inflasi Juli 2016 yang mencapai 0,57 persen (mtm). "Tingkat inflasi ini juga masih jauh di bawah rata-rata historis inflasi Agustus lima tahun terakhir, yaitu 0,91 persen (mtm)," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku Wuryanto di Ambon, Rabu (7/9). Dia mengatakan, hal ini didorong oleh meredanya inflasi di Kota Ambon serta deflasi di Kota Tual. Dengan inflasi tahun kalender/year-to-date (Desember 2015 - Agustus 2016) yang masih terjaga di tingkat 1,79 persen, diperkirakan tekanan inflasi akhir tahun akan tetap terjaga, dan mengarah pada sasaran tim pengendalian inflasi daerah (TPID) Provinsi Maluku yang sebesar 5,51 persen (yoy). Menurutnya, faktor utama meredanya tekanan inflasi adalah kembali normalnya harga tiket angkutan udara dan pasokan beras yang cukup terjaga. "Tarif angkutan udara mengalami deflasi 21,33 persen (mtm) di Kota Ambon dan 13,26 persen (mtm) di Kota Tual, seiring kembali normalnya permintaan setelah lebaran," katanya. Sementara itu, komoditas beras mengalami deflasi, di Kota Ambon sebesar 0,41 persen (mtm) dan Kota Tual sebesar 0,90 persen (mtm). "Bahkan, deflasi beras menjadi salah satu komoditas dengan andil deflasi terbesar di Kota Ambon," ujarnya. Dia menjelaskan, deflasi beras didukung oleh ketersediaan stok nasional yang diakui cukup melimpah hingga akhir tahun. Hal ini didasarkan pada stok beras di Perum Bulog yang masih mencapai 2,1 juta ton pada 25 Agustus 2016. Perum Bulog bahkan masih terus menyerap tambahan pasokan dari petani. "Di sisi lain, inflasi ikan segar Maluku terpantau cukup tinggi yaitu 20,64 persen (mtm) seiring tingginya gelombang laut pada Agustus," katanya. Selain itu, lanjutnya, Inflasi kornoditas hortikultura juga meningkat akibat tingginya curah hujan, sebagaimana terpantau pada inflasi bumbu-bumbuan sebesar 7,01 persen (mtm) dan sayur-sayuran sebesar 14,31 persen (mtm). Wuryanto mengatakan, mencermati potensi inflasi terkini, kondisi perekonomian, dan program pengendalian inflasi TPI dan TPID, tekanan inflasi pada September 2016 diperkirakan mereda. "Beberapa faktor pendukung antara lain gelombang laut yang lebih tenang untuk melaut dibanding puncak musirn angin di Juli-Agustus, stok beras yang masih terjaga, serta terbatasnya tekanan harga pada komoditas transportasi (baik bahan bakar maupun angkutan)," ujarnya. Walaupun tekanan inflasi secara umum mereda, lanjutnya, terdapat beberapa risiko yang masih perlu diwaspadai. Menurutnya,kenaikan cukai rokok sebesar 11,19% akan memberi tekanan pada harga komoditas rokok. Kenaikan harga rokok diperkirakan terjadi bertahap selama beberapa bulan. Selain itu, dengan curah hujan yang masih cukup tinggi dan peralihan menuJu La Nina, risiko keterbatasan pasokan hortikultura diperkirakan meningkat. TPID Provinsi Maluku melakukan beberapa langkah untuk memitigasi risiko inflasi hingga akhir tahun. TPID akan terus memantau realisasi bantuan 406 kapal mina maritim 3-30 GT dari Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menambah kapasitas penangkapan ikan Maluku. Wuryanto menambahkan, penambahan kapasitas produksi akan memperkuat pasokan ikan segar hingga akhir tahun. Selain itu, realisasi pencetakan lahan pertanian hortikultura baru pada beberapa sentra di Maluku juga akan menjadi prioritas. Program pencetakan tersebut antara lain 88 Ha lahan cabai merah (tersebar di Maluku Tenggara, Seram Bagian Timur, Ambon, dan Maluku Tengah), 49 Ha lahan cabai rawit (Kab. Buru dan Kota Ambon), serta 30 Ha Bawang Merah (Maluku Tenggara). Bank Indonesia juga merekomendasikan penggunaan teknologi screenbouse pada lahan hortikultura utama untuk menjaga level produktivitas di tengah risiko tingginya curah hujan. Melalui penguatan produksi lokal, diharapkan tekanan inflasi sayur-sayuran dan bumbu-bumbuan di Maluku dapat diminimalkan. (MP-3)
Ambon, Malukupost.com - Inflasi Maluku pada Agustus 2016 tercatat sebesar 0,37 persen (mtm) atau 3,30 persen (yoy), mereda dibanding inflasi Juli 2016 yang mencapai 0,57 persen (mtm).

"Tingkat inflasi ini juga masih jauh di bawah rata-rata historis inflasi Agustus lima tahun terakhir, yaitu 0,91 persen (mtm)," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku Wuryanto di Ambon, Rabu (7/9).

Dia mengatakan, hal ini didorong oleh meredanya inflasi di Kota Ambon serta deflasi di Kota Tual.

Dengan inflasi tahun kalender/year-to-date (Desember 2015 - Agustus 2016) yang masih terjaga di tingkat 1,79 persen, diperkirakan tekanan inflasi akhir tahun akan tetap terjaga, dan mengarah pada sasaran tim pengendalian inflasi daerah (TPID) Provinsi Maluku yang sebesar 5,51 persen (yoy).

Menurutnya, faktor utama meredanya tekanan inflasi adalah kembali normalnya harga tiket angkutan udara dan pasokan beras yang cukup terjaga.

"Tarif angkutan udara mengalami deflasi 21,33 persen (mtm) di Kota Ambon dan 13,26 persen (mtm) di Kota Tual, seiring kembali normalnya permintaan setelah lebaran," katanya.

Sementara itu, komoditas beras mengalami deflasi, di Kota Ambon sebesar 0,41 persen (mtm) dan Kota Tual sebesar 0,90 persen (mtm).

"Bahkan, deflasi beras menjadi salah satu komoditas dengan andil deflasi terbesar di Kota Ambon," ujarnya.

Dia menjelaskan, deflasi beras didukung oleh ketersediaan stok nasional yang diakui cukup melimpah hingga akhir tahun. Hal ini didasarkan pada stok beras di Perum Bulog yang masih mencapai 2,1 juta ton pada 25 Agustus 2016. Perum Bulog bahkan masih terus menyerap tambahan pasokan dari petani.

"Di sisi lain, inflasi ikan segar Maluku terpantau cukup tinggi yaitu 20,64 persen (mtm) seiring tingginya gelombang laut pada Agustus," katanya.

Selain itu, lanjutnya, Inflasi kornoditas hortikultura juga meningkat akibat tingginya curah hujan, sebagaimana terpantau pada inflasi bumbu-bumbuan sebesar 7,01 persen (mtm) dan sayur-sayuran sebesar 14,31 persen (mtm).

Wuryanto mengatakan, mencermati potensi inflasi terkini, kondisi perekonomian, dan program pengendalian inflasi TPI dan TPID, tekanan inflasi pada September 2016 diperkirakan mereda.

"Beberapa faktor pendukung antara lain gelombang laut yang lebih tenang untuk melaut dibanding puncak musirn angin di Juli-Agustus, stok beras yang masih terjaga, serta terbatasnya tekanan harga pada komoditas transportasi (baik bahan bakar maupun angkutan)," ujarnya.

Walaupun tekanan inflasi secara umum mereda, lanjutnya, terdapat beberapa risiko yang masih perlu diwaspadai.

Menurutnya,kenaikan cukai rokok sebesar 11,19% akan memberi tekanan pada harga komoditas rokok. Kenaikan harga rokok diperkirakan terjadi bertahap selama beberapa bulan.

Selain itu, dengan curah hujan yang masih cukup tinggi dan peralihan menuJu La Nina, risiko keterbatasan pasokan hortikultura diperkirakan meningkat.

TPID Provinsi Maluku melakukan beberapa langkah untuk memitigasi risiko inflasi hingga akhir tahun. TPID akan terus memantau realisasi bantuan 406 kapal mina maritim 3-30 GT dari Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menambah kapasitas penangkapan ikan Maluku.

Wuryanto menambahkan, penambahan kapasitas produksi akan memperkuat pasokan ikan segar hingga akhir tahun.

Selain itu, realisasi pencetakan lahan pertanian hortikultura baru pada beberapa sentra di Maluku juga akan menjadi prioritas.

Program pencetakan tersebut antara lain 88 Ha lahan cabai merah (tersebar di Maluku Tenggara, Seram Bagian Timur, Ambon, dan Maluku Tengah), 49 Ha lahan cabai rawit (Kab. Buru dan Kota Ambon), serta 30 Ha Bawang Merah (Maluku Tenggara).

Bank Indonesia juga merekomendasikan penggunaan teknologi screenbouse pada lahan hortikultura utama untuk menjaga level produktivitas di tengah risiko tingginya curah hujan. Melalui penguatan produksi lokal, diharapkan tekanan inflasi sayur-sayuran dan bumbu-bumbuan di Maluku dapat diminimalkan. (MP-3)


Demikianlah Artikel Inflasi Maluku Bulan Agustus 0,37 Persen

Sekianlah artikel Inflasi Maluku Bulan Agustus 0,37 Persen kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Inflasi Maluku Bulan Agustus 0,37 Persen dengan alamat link https://kabarkatanya.blogspot.com/2016/09/inflasi-maluku-bulan-agustus-037-persen.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Inflasi Maluku Bulan Agustus 0,37 Persen"

Posting Komentar